Beberapa hari ini dihebohkan berita tentang kasus Ibu PM, yang ditahan oleh pihak kejaksaan setelah bersengketa dengan pihak RS OM. Saya turut prihatin atas kejadian ini. Disini saya tidak akan membahas peristiwa tersebut. Tapi membahas prosedur apa saja yang dilakukan untuk memberikan pengobatan pasien, dari mulai pertama sekali datang ke UGD.
Kita perlu memahami untuk menentukan diagnosis suatu penyakit memerlukan tiga tahapan, anamnesis (riwayat penyakit), pemeriksaan fisik dan yang terakhir yaitu pemeriksaan tambahan (laboratorium, radiologi/rontgen/scaning/MRI)
Ketika pertama sekali datang ke UGD tahapan yang dilakukan yaitu anamnesis. Yaitu bertanya keluhan, lama terjadi, kapan, dll.
Kemudian pemeriksaan fisik, misalnya melihat kelopak mata bagian dalam untuk melihat kuning (gangguan liver), atau pucat (penyakit kronis, atau perdarahan), dll. Kemudian mulut, melihat lidah yang bercak2 putih, tanda demam yang lama, tenggorokan merah, tanda infeksi. Pemeriksaan suara napas dengan stetoskop, dan suara gerakan usus (peristaltik). Tapi semua itu tergantung dari kemungkinan yang ada hubungan dengan keluhan pasien.
Setelah itu didapatkan hasil diagnosis yang disebut diagnosa sementara. Diagnosis sementara ini harus dikuatkan menjadi diagnosis kerja, dengan pemeriksaan tambahan. Pada tahap awal dilakukan pemeriksaan darah dan urin rutin. Darah rutin yaitu Hb, leukosit, trombosit. Hanya sedikit, karena mempengaruhi biaya yang harus ditanggung. Pemeriksaan laboratorium di UGD digolongkan pemeriksaan emergensi, jadi harganya akan lebih besar daripada jika keesokan paginya. Jadi pemeriksaan itu akan diulang keesokan harinya dengan hasil laboratorium yang lebih lengkap dan biasanya hasilnya lebih dipercaya daripada saat di UGD.
Contohnya seperti ini, sering pada saat di UGD pasien misalnya datang dengan keluhan demam tinggi sudah 3 hari. Biasanya pasien dalam keadaan dehidrasi, yaitu kekurangan cairan didalam pembuluh darah. Seperti membuat teh dengan air separuh gelas, jadi pekat. Sehingga sewaktu datang ke UGD Hbnya 14. Setelah diberikan cairan melalui infus, darah menjadi tidak pekat lagi, keesokan harinya diperiksa Hb 10 (normal 12-14). Jadi, pada kasus tertentu bisa saja pasien dengan Hb 12 tetapi dokter telah menyiapkan transfusi.
Kapan pasien di opname?
Mendengar kata opname tidak semua pasien senang, apalagi berpikir akan disuntik, diinfus dan biaya yang akan ditanggung. Walau, banyak juga pasien minta opname padahal sebenarnya tidak perlu di opname. Mengenai hal ini saya akan tuliskan di postingan berikut.
Anda mungkin punya pengalaman ? silahkan berbagi disini.
Selengkapnya...